
Case Study
Ditulis oleh : Nenden Murniati, S.Pd (SMP Negeri Cicantayan)
Pengalaman melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar di SMPN 1 Cicantayan
“Mensiasati model pembelajaran yang berbeda pada setiap kelas, idealkah satu RPP untuk semua kelas?”
Cerita saya dimulai di pagi hari pukul 07.00 hari Senin tanggal 7 Nopember 2009. Saat itu saya memulai aktivitas mengajar di kelas VIIIC dengan RPP yang sudah saya siapkan.Materi yang saya ajarkan “Metode Eliminasi pada SPLDV” dengan model pembelajaran Cooperative Learning”
Sebagai apersepsi saya awali dengan mengajukan pertanyaan tentang operasi hitung pada bentuk aljabar. Saya mulai pertanyaan dengan penjumlahan bentuk aljabar yang paling sederhana, 2x + 3x. Ternyata sebagian besar siswa bisa.Beramai-ramai siswa menjawab 5x. Saya lanjutkan pertanyaan dengan : -3x + 8x dan -3x – 8x. Kali ini siswa diam dan terlihat mengerutkan kening, saya jadi bingung, siswa tidak bisa atau lupa. Akhirnya saya pancing mereka untuk mengingat kembali penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Saya bantu pemahaman mereka dengan perumpamaan tanda negatif sebagai “hutang” dan tanda positif “membayar”. Ternyata respon siswa cukup baik, mereka bisa menjawab pertanyaan saya 5x dan -11x. Saya lanjutkan kembali pertanyaan dengan 4 x 2y siswa serentak menjawan 8y. Saya bertanya lagi 5 x (-y), ternyata siswa kembali diam. Saya bantu kembali menggali pemahaman siswa dengan sedikit penjelasan tentang perkalian tanda yang berbeda dengan perkalian tanda yang sama. Saya tambahkan penjelasan tentang koefisien 1 dalam suku aljabar. Sebagian siswa merespon penjelasan saya, mereka menjawab pertanyaan saya -5y, tapi sebgian siswa terlihat masih bingung. Akhirnya saya ulangi pertanyaan lain yang serupa -7 x y dan -3 x (-p), kali ini sebagian besar siswa serentak menjawab -7y dan 3p. Kegiatan apersepsi saya akhiri sampai disini.
Saya mulai kegiatan inti dengan menyuruh siswa untuk duduk secara berkelompok, tiap satu dari 10 orang siswa. Saya mulai membagikan 1 lembar LKS 1 untuk setiap 1 kelompok. LKS 1 meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif yang menghasilkan nol, misalnya : -10 + … = 0, -8 - … = 0, dst. Ternyata tiap kelompok mendapat kesuitan di LKS 1. Akhirnya saya membantu kembali siswa untuk memberikan penjelasan secara klasikal tentang soal-soal di LKS 1.
Sampai bel dua jam pelajaran berbunyi siswa hanya bisa mengerjakan LKS 1, padahal di RPP saya targetkan hari itu siswa mampu mengerjakan 3 LKS yang saya siapkan. Dengan sedikit kecewa saya keluar dari kelas VIIIC. Tapi saya tetap semangat karena masih ada 2 kelas lagi yang akan saya masuki, mudah-mudahan dikelas lain KBM hari ini dapat terlaksana sesuai RPP.
Setalah itu saya saya masuk kekelas VIIIB, ternyata kejadian di kelas VIIIC terulang lagi, KBM hanya terlaksana sampai LKS 1 selama 2 jam pelajaran. Semangat saya mulai agak menurun ketika masuk kekelas VIIID, feeling saya KBM di kelas VIIID tidak akan jauh berbeda dengan kelas VIIIB dan VIIIC, dan ternyata benar, KBM di kelas VIIID juga hanya sampai di LKS 1.
Setelah keluar dai kelas VIIID waktu menunjukkan pukul 12.00, waktu nya siswa dan guru shalat dhuhur bersama. KBM 2 jam terakhir akan dimulai pada pukul 12.30, jadwal saya masuk di kelas VIIIA, yang kebetulan kelas unggulan. Semangat saya tumbuh kembali dengan harapan saya bisa mencapai target melaksanakan KBM sesuai dengan RPP. Diselang waktu itu saya memutuskan untuk mengubah strategi pembelajaran. Secara spontan dalam pikiran saya sudah terancang strategi baru yang akan saya pakai untuk melaksanakan KBM di kelas VIIIA, yang kebetulan kelas unggulan dan saya adalah wali kelasnya.
Bel masuk pelajaran terakhir sudah berbunyi, saya pun bergegas masuk ke kelas VIIIA. KBM akan saya mulai dengan strategi baru, saya meminta siswa untuk duduk berkelompok, setiap barisan menjadi 1 kelompok yang terdiri dari 10 orang siswa. Semua siswa terbagi menjadi 4 kelompok. Sebagai apersepsi saya langsung menuliskan beberapa soal di papan tulis tentang operasi hitung bilangan bulat negatif. Ternyata 2 kelompok bisa mengerjakan tanpa kesulitan dan 2 kelompok menemukan beberapa kesulitan, sayapun membantu 2 kelompok yang kesulitan dengan memberikan penjelasan, setelah itu saya lanjutkan KBM dengan memberikan lagi beberapa soal baru tentang operasi hitung bentuk aljabar. Ternyata semua kelompok menemukan kesulitan di koefisien 1 suku aljabar. Saya pun memberikan penjelasan secara klasikal, siswa merepon penjelasan saya dengan baik dan bisa menyelesaikan soal-soal yang saya berikan. Saya akhiri kegiatan aperspsi sampai disini.
Kegiatan inti saya mulai dengan membagikan LKS 1 pada tiap kelompok. Ternyata 2 kelompok bisa mengerjakan dan 2 kelompok masih menemukan kesulitan. Saya bantu 2 kelompok yang kesulitan. Setelah selesai LKS 1 saya lanjutkan dengan LKS 2. LKS 2 berisi soal-soal yang meminta siswa untuk menentukan tanda jumlah atau kurang pada kalimat matematika yang menghasilkan nol. Contoh : -3 … -3 = 0, 6 ….(-6) = 0, dst. Ternyata siswa terlihat senang mengerjakan soal-soal di LKS 2 saya mulai membagikan LKS 3 dan siswa terlihat penasaran apa isi LKS 3. Mereka mulai tertantang untuk mengerjakan soal-soal LKS 3 berisi soal-soal yang sudah mengarah pada metode eliminasi, contoh : -9x - …. =0, -8y + … = 0, -x …x=0, 49 …. (-4y)=0 dst, ternyata semua kelompok bisa mengerjakan . Dengan semangat saya membagikan LKS terakhir, yaitu LKS 4 yang berisi contoh soal berikut sistematika penyelesaiannya dan 1 soal yang harus diselesaikan oleh setiap kelompok. Ternyata 2 kelompok bisa mengikuti alur sistematika penyelesaian metode eliminasi yang saya buat di LKS dan dengan bimbingan saya 2 kelompok berhasil mengerjakan 1 soal yang saya berikan tapi 2 kleompok lain terlihat masih kesulitan. Karena waktu 2 jam pelajaran hampir habis, saya akhiri kegiatan inti.
Diakhir pertemuan, walaupun tergesa-gesa saya masih sempat mengajak siswa untuk merangkum apa yang sudah dikerjakan itu adalah merupakan Metode Eliminasi yang digunakan untuk menetukan akar penyelesaian dari SPLDV. Kemudian siswa saya berikan beberapa soal untuk dikerjakan di rumah dan akan didiskusikan hasilnya pada pertemuan berikutnya. Mudah-mudahan 2 kleompok tadi yang masih kesulitan bisa mengerjakan soal-soal dengan bimbingan temannya.
Ahhirnya bel jam terakhir berbunyi. Siswa dan saya berkemas untuk pulang. Ada perasaan lega pada saat keluar dari kelas VIIIA, akhirnya saya berhasil melaksanakan KBM sesuai dengan RPP yang saya buat, walaupun 3 kelas sebelumnya macet di tengah jalan. Diperjalanan pulang saya berpikir, haruskah saya buat RPP baru untuk 3 kelas yang saya anggap gagal itu? Bagaimana mensiasati model pembelajaran yang berbeda untuk tiap kelas? Idealkah 1 RPP untuk semua kelas? Jujur, pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benak saya waktu itu sampai sekarang belum saya tindak lanjuti.
Ditulis oleh : Nenden Murniati, S.Pd (SMP Negeri Cicantayan)
Pengalaman melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar di SMPN 1 Cicantayan
“Mensiasati model pembelajaran yang berbeda pada setiap kelas, idealkah satu RPP untuk semua kelas?”
Cerita saya dimulai di pagi hari pukul 07.00 hari Senin tanggal 7 Nopember 2009. Saat itu saya memulai aktivitas mengajar di kelas VIIIC dengan RPP yang sudah saya siapkan.Materi yang saya ajarkan “Metode Eliminasi pada SPLDV” dengan model pembelajaran Cooperative Learning”
Sebagai apersepsi saya awali dengan mengajukan pertanyaan tentang operasi hitung pada bentuk aljabar. Saya mulai pertanyaan dengan penjumlahan bentuk aljabar yang paling sederhana, 2x + 3x. Ternyata sebagian besar siswa bisa.Beramai-ramai siswa menjawab 5x. Saya lanjutkan pertanyaan dengan : -3x + 8x dan -3x – 8x. Kali ini siswa diam dan terlihat mengerutkan kening, saya jadi bingung, siswa tidak bisa atau lupa. Akhirnya saya pancing mereka untuk mengingat kembali penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Saya bantu pemahaman mereka dengan perumpamaan tanda negatif sebagai “hutang” dan tanda positif “membayar”. Ternyata respon siswa cukup baik, mereka bisa menjawab pertanyaan saya 5x dan -11x. Saya lanjutkan kembali pertanyaan dengan 4 x 2y siswa serentak menjawan 8y. Saya bertanya lagi 5 x (-y), ternyata siswa kembali diam. Saya bantu kembali menggali pemahaman siswa dengan sedikit penjelasan tentang perkalian tanda yang berbeda dengan perkalian tanda yang sama. Saya tambahkan penjelasan tentang koefisien 1 dalam suku aljabar. Sebagian siswa merespon penjelasan saya, mereka menjawab pertanyaan saya -5y, tapi sebgian siswa terlihat masih bingung. Akhirnya saya ulangi pertanyaan lain yang serupa -7 x y dan -3 x (-p), kali ini sebagian besar siswa serentak menjawab -7y dan 3p. Kegiatan apersepsi saya akhiri sampai disini.
Saya mulai kegiatan inti dengan menyuruh siswa untuk duduk secara berkelompok, tiap satu dari 10 orang siswa. Saya mulai membagikan 1 lembar LKS 1 untuk setiap 1 kelompok. LKS 1 meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif yang menghasilkan nol, misalnya : -10 + … = 0, -8 - … = 0, dst. Ternyata tiap kelompok mendapat kesuitan di LKS 1. Akhirnya saya membantu kembali siswa untuk memberikan penjelasan secara klasikal tentang soal-soal di LKS 1.
Sampai bel dua jam pelajaran berbunyi siswa hanya bisa mengerjakan LKS 1, padahal di RPP saya targetkan hari itu siswa mampu mengerjakan 3 LKS yang saya siapkan. Dengan sedikit kecewa saya keluar dari kelas VIIIC. Tapi saya tetap semangat karena masih ada 2 kelas lagi yang akan saya masuki, mudah-mudahan dikelas lain KBM hari ini dapat terlaksana sesuai RPP.
Setalah itu saya saya masuk kekelas VIIIB, ternyata kejadian di kelas VIIIC terulang lagi, KBM hanya terlaksana sampai LKS 1 selama 2 jam pelajaran. Semangat saya mulai agak menurun ketika masuk kekelas VIIID, feeling saya KBM di kelas VIIID tidak akan jauh berbeda dengan kelas VIIIB dan VIIIC, dan ternyata benar, KBM di kelas VIIID juga hanya sampai di LKS 1.
Setelah keluar dai kelas VIIID waktu menunjukkan pukul 12.00, waktu nya siswa dan guru shalat dhuhur bersama. KBM 2 jam terakhir akan dimulai pada pukul 12.30, jadwal saya masuk di kelas VIIIA, yang kebetulan kelas unggulan. Semangat saya tumbuh kembali dengan harapan saya bisa mencapai target melaksanakan KBM sesuai dengan RPP. Diselang waktu itu saya memutuskan untuk mengubah strategi pembelajaran. Secara spontan dalam pikiran saya sudah terancang strategi baru yang akan saya pakai untuk melaksanakan KBM di kelas VIIIA, yang kebetulan kelas unggulan dan saya adalah wali kelasnya.
Bel masuk pelajaran terakhir sudah berbunyi, saya pun bergegas masuk ke kelas VIIIA. KBM akan saya mulai dengan strategi baru, saya meminta siswa untuk duduk berkelompok, setiap barisan menjadi 1 kelompok yang terdiri dari 10 orang siswa. Semua siswa terbagi menjadi 4 kelompok. Sebagai apersepsi saya langsung menuliskan beberapa soal di papan tulis tentang operasi hitung bilangan bulat negatif. Ternyata 2 kelompok bisa mengerjakan tanpa kesulitan dan 2 kelompok menemukan beberapa kesulitan, sayapun membantu 2 kelompok yang kesulitan dengan memberikan penjelasan, setelah itu saya lanjutkan KBM dengan memberikan lagi beberapa soal baru tentang operasi hitung bentuk aljabar. Ternyata semua kelompok menemukan kesulitan di koefisien 1 suku aljabar. Saya pun memberikan penjelasan secara klasikal, siswa merepon penjelasan saya dengan baik dan bisa menyelesaikan soal-soal yang saya berikan. Saya akhiri kegiatan aperspsi sampai disini.
Kegiatan inti saya mulai dengan membagikan LKS 1 pada tiap kelompok. Ternyata 2 kelompok bisa mengerjakan dan 2 kelompok masih menemukan kesulitan. Saya bantu 2 kelompok yang kesulitan. Setelah selesai LKS 1 saya lanjutkan dengan LKS 2. LKS 2 berisi soal-soal yang meminta siswa untuk menentukan tanda jumlah atau kurang pada kalimat matematika yang menghasilkan nol. Contoh : -3 … -3 = 0, 6 ….(-6) = 0, dst. Ternyata siswa terlihat senang mengerjakan soal-soal di LKS 2 saya mulai membagikan LKS 3 dan siswa terlihat penasaran apa isi LKS 3. Mereka mulai tertantang untuk mengerjakan soal-soal LKS 3 berisi soal-soal yang sudah mengarah pada metode eliminasi, contoh : -9x - …. =0, -8y + … = 0, -x …x=0, 49 …. (-4y)=0 dst, ternyata semua kelompok bisa mengerjakan . Dengan semangat saya membagikan LKS terakhir, yaitu LKS 4 yang berisi contoh soal berikut sistematika penyelesaiannya dan 1 soal yang harus diselesaikan oleh setiap kelompok. Ternyata 2 kelompok bisa mengikuti alur sistematika penyelesaian metode eliminasi yang saya buat di LKS dan dengan bimbingan saya 2 kelompok berhasil mengerjakan 1 soal yang saya berikan tapi 2 kleompok lain terlihat masih kesulitan. Karena waktu 2 jam pelajaran hampir habis, saya akhiri kegiatan inti.
Diakhir pertemuan, walaupun tergesa-gesa saya masih sempat mengajak siswa untuk merangkum apa yang sudah dikerjakan itu adalah merupakan Metode Eliminasi yang digunakan untuk menetukan akar penyelesaian dari SPLDV. Kemudian siswa saya berikan beberapa soal untuk dikerjakan di rumah dan akan didiskusikan hasilnya pada pertemuan berikutnya. Mudah-mudahan 2 kleompok tadi yang masih kesulitan bisa mengerjakan soal-soal dengan bimbingan temannya.
Ahhirnya bel jam terakhir berbunyi. Siswa dan saya berkemas untuk pulang. Ada perasaan lega pada saat keluar dari kelas VIIIA, akhirnya saya berhasil melaksanakan KBM sesuai dengan RPP yang saya buat, walaupun 3 kelas sebelumnya macet di tengah jalan. Diperjalanan pulang saya berpikir, haruskah saya buat RPP baru untuk 3 kelas yang saya anggap gagal itu? Bagaimana mensiasati model pembelajaran yang berbeda untuk tiap kelas? Idealkah 1 RPP untuk semua kelas? Jujur, pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benak saya waktu itu sampai sekarang belum saya tindak lanjuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar